Perjalanan salah satu dari enam pramugari pria J-Air


Osaka31 Agustus (Nihon Shimbun) – “Jika saya mengetahui hal ini ketika saya masih muda, dia pasti akan terkejut,” kata Yuki Tanaka (30), satu dari enam pria di J-Air Salah satu pramugari, J-Air adalah satu-satunya maskapai penerbangan yang berbasis di Jepang di Bandara Itami. Tanaka telah terpesona dengan pesawat terbang sejak ia masih kecil, dan kini kariernya telah beralih dari posisi awal sebagai awak darat menjadi terbang ke angkasa. Tapi kenapa Tanaka memilih menjadi pramugari? Kami mengikuti Tanaka melalui upaya sehari-harinya untuk menjembatani kesenjangan antara langit dan bumi.

Tanaka bergabung dengan perusahaan sebagai anggota awak darat dan melakukan penerbangan pertamanya sebagai awak kabin satu setengah tahun yang lalu. Meski personel lapangannya terbatas, Tanaka berhasil menjalankan peran gandanya di udara dan di darat. “Pemandangan dari sini benar-benar berbeda,” Tanaka mengenang perjalanannya.

J-Air, bagian dari Japan Airways Group, mengoperasikan 42 rute domestik dan memiliki sekitar 380 pramugari. Hari-hari Tanaka diisi dengan penerbangan, terkadang melakukan hingga empat penerbangan dalam sehari. Dikenal karena sikapnya yang ceria, penumpang menganggapnya ramah dan menyegarkan. “Jarang melihat pramugari laki-laki, tapi dia sangat menyenangkan dan mudah diajak bicara,” kata salah satu penumpang.

Selain pekerjaannya sebagai pramugari, Tanaka memainkan peran penting dalam keselamatan. Ketika masalah muncul selama penerbangan, pengalaman Tanaka sangat berharga dalam menilai dan melaporkannya kepada pihak yang berwenang. Pengalamannya baik di udara maupun di darat meningkatkan kemampuannya dalam menjamin keselamatan dan kenyamanan penumpang.

Ayah Tanaka, yang besar di Osaka, bekerja sebagai floor handler di Bandara Itami, membuat perjalanan penerbangan Tanaka semakin pedih. “Saya tidak pernah menyangka dia akan menjadi pramugari,” komentar ayahnya, mengenang bagaimana keingintahuan masa kecil putranya berkembang menjadi karier.

Transisi dari awak darat menjadi pramugari bukannya tanpa tantangan. Mantan atasan Tanaka mendorongnya untuk mengambil peran baru ini, percaya bahwa dedikasi dan pengertiannya akan menjadikannya aset yang berharga saat mengudara. “Saya ingin menjadi jembatan antara awak darat dan awak udara,” kata Tanaka, sebuah tujuan yang ia kejar setiap hari.

Setelah tiga bulan menjalani pelatihan ketat dan penerbangan yang tak terhitung jumlahnya, kontribusi Tanaka memberikan dampak yang signifikan. Sarannya tentang cara memberikan bantuan yang lebih baik kepada penumpang dengan mobilitas terbatas telah diterapkan di seluruh perusahaan, semakin memperkuat perannya sebagai penghubung utama antara langit dan bumi.

Didorong oleh kecintaannya terhadap dunia penerbangan dan keinginannya untuk terus menjelajahi batas-batas baru, Tanaka berkomitmen untuk melanjutkan pekerjaannya. “Saya berharap untuk terus merintis jalan baru dalam pekerjaan yang saya sukai,” katanya.

sumber: Yomiuri



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *